Teaching Factory
Pentingnya penyediaan sumberdaya manusia (SDM) yang terampil diwujudkan pemerintah melalui kebijakan peningkatan mutu pendidikan kejuruan yang memberi perhatian pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pengembangan SMK saat ini mulai bergerak dari orientasi pasar tenaga kerja lokal kepada pasar tenaga kerja ASEAN menyambut masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), serta mempersiapkan para lulusan dengan pembekalan karakter kewirausahaan (entrepreneurship). Penerapan teaching factory di SMK merupakan wujud dari salah satu upaya Direktorat Pembinaan SMK untuk lebih mempererat kerjasama atau sinergi antara SMK dengan industri.
I.
Deskripsi umum unit produksi
Nama unit kerja : TEACHING FACTORY SMK PERTIWI SUKAMANDI
Tanggal berdiri : 20 Mei 2019
Alamat Unit Kerja : Margamulaya gang 10
Komplek BTN Desa Ciasem
Girang Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang
Jenis Kerja :
Layanan Jasa
Produk : Layanan Jasa
Email :smkpertiwisukamandi1@gmail.com
II.
Riwayat unit kerja
Unit produksi ini merupakan perpaduan
dari pada konsep pembelajaran berbasis kompetensi dan berbasis layanan jasa
yang dibentuk pada tanggal 20 mei 2019
III.
Visi dan Misi Unit kerja
1. Visi
“Menghasilkan
lulusan yang memiliki kompetensi standar nasional dan berakhlak terpuji”
2. Misi
“Menyelenggarakan
diklat dengan prinsip kemampuan dan profesionalisme melalui optimalisasi kerja
sama industry dalam rangka meningkatkan mutu serta daya saing lulusan“
IV.
Jenis usaha yang dikelola
Unit Produksi SMK
PERTIWI SUKAMANDI bergerak di bidang layanan jasa, yaitu berbagai pelayanan
jasa yang berbasis komputerisasi. Kami memilih usaha di bidang ini karena
disesuaikan berdasarkan dengan paket keahlian yang ada di SMK PERTIWI
SUKAMANDI.
KEGIATAN
PASAR DAN PEMASARAN
I.
Lingkungan usaha
Di SMK PERTIWI SUKAMANDI
jenis usaha dibidang layanan jasa memiliki peluang yang sangat menjanjikan,
karena jasa adalah kebutuhan primer manusia, ditambah lagi dengan banyaknya
jumlah siswa/i SMK PERTIWI SUKAMANDI. Oleh karena itu kami bertekad mengembangkan
usaha layanan jasa komputer karena ditunjang dari banyaknya peluang dalam
mengembangkan jenis usaha ini.
II.
Kondisi Pasar
Jika melihat
kompetitor-kompetitor yang bergerak dibidang usaha yang sama, memang sudah
cukup banyak. Tetapi, kami menyiasatinya dengan inovasi berbeda dari layanan -
layanan yang sudah ada. Yaitu, dengan inovasi senyum, salam, sapa, sopan,
santun, cepat, tepat, harga yang ekonomis, dan yang paling penting sehat dan
higienis. Dengan ini, kami yakin produk yang kami miliki mampu bersaing dan
laku dipasaran.
III.
Rencana Pemasaran
Dengan usaha layanan
jasa yang sudah memiliki pelanggan tetap, maka kami akan menambah pemasarannya
dengan membuat iklan layanan kami diberbagai media, sehingga akan ada banyak
yang membantu untuk mengembangkan usaha ini, ikut serta dalam suatu event-event
(bazaar) yang diadakan dengan mendirikan stan.
IV.
Aspek Produksi
Adapun Program-program yang tengah dirintis SMK PERTIWI
SUKAMANDI untuk meraih mimpi menjadi Pilot Project Revitalisasi SMK Nasional
dimana potensi SMK kedepan diharapkan mampu menjadi Industri Kreatif untuk
mendorong Ekonomi kreatif khususnya di Kabupaten Subang, antara lain :
1. Membangun infrastruktur jaringan akses internet berbasis
fiber optik
2. Merintis program desa digital
3. Merintis program smartschool
4. Merintis program smartcity
5. Merintis program ekonomi kreatif
6. Membantu penyelarasan lulusan smk
7. Merintis program sertifikasi profesi lsp p1
8. Merintis program doubletrack certification
9. Sebagai unit pelayanan produk dan jasa
10. Sebagai unit pelatihan dan sertifikasi
11. Merintis sekolah technopark
12. Merintis program sekolah sehat berbudaya industri
V.
Alokasi Usaha
Unit Produksi SMK PERTIWI
SUKAMANDI berlokasi di Margamulya gang 10 Desa Ciasem girang Kecamatan Ciasem
Kabupaten Subang. Dengan daerah pemasaran yaitu disekitar sekolah – sekolah
terkemuka, dan dikelilingi perumahan yang dekat dengan lokasi usaha tersebut.
VI.
Proses waktu kegiatan unit produksi
kegiatan pekerjaan
layanan tersebut diadakan :
Hari : Senin – Sabtu
Waktu : 07.30 – 16.00
LATAR BELAKANG UNIT PRODUKSI SMK PERTIWI
SUKAMANDI
Saat
ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan pada pemasalahan yang serius yaitu
belum terserapnya secara optimal lulusan sekolah menengah kejuruan oleh dunia
usaha dan dunia industri. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 Bab 2 pasal 3
sudah diamanatkan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Merujuk pada fungsi pendidikan
diatas, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus
diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global.
Demikian juga halnya dengan pendidikan di Subang yang masih perlu pembenahan.
Pendidikan merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia, maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan (Pemda, Orang
Tua, Masyarakat dan Instansi Pendidikan / sekolah) harus berperan aktif dalam
meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus
terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang dihasilkan benar – benar
bermutu dan kompeten serta bisa bersaing dalam dunia global.
Sebagaimana kita ketahui bersama
bahwa SMK adalah lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai lembaga pencetak
tenaga terampil dan kompeten dibidangnya harus bisa selaras dengan kebutuhan
dunia industri untuk bisa bersaing. Oleh karena itu peningkatkan sumber daya
manusia (skill / keahlian) harus menjadi prioritas utama dalam rangka
meningkatkan kualitas lulusannya.
Rendahnya kualitas lulusan sekolah
kejuruan di Subang dapat berakibat produktifitas tenaga kerja terampil di dunia
industri semakin terpuruk. Kepercayaan dunia industri semakin berkurang
sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Faktor-faktor penyebabnya adalah :
1. Kurikulum yang terus berubah
menyebabkan kondisi di lembaga pengelola pendidikan kejuruan semakin terbebani;
2. Belum adanya sumber pembiayaan yang
memadai sehingga kebutuhan proses pendidikan di sekolah tidak maksimal;
3. Rekruitmen guru yang terkesan asal
“jadi” dan syarat dengan muatan politis sehingga tidak sesuai dengan kompetensi
/kualitas yang dibutuhkan;
4. Kurangnya kepedulian baik pemda,
guru, orang maupun masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
Kondisi tersebut secara tidak
langsung dapat berakibat lembaga pendidikan kejuruan tidak siap dalam
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Seharusnya Sebagai lembaga pendidikan yang
mendidik calon tenaga kerja, keunggulan yang dikembangkan oleh sekolah menengah
kejuruan diutamakan pada keunggulan skill Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk
mencapai hal tersebut SMK harus memprioritaskan pengembangan sistem pendidikan
yang berorientasi pada peningkatan tamatan yang benar-benar profesional,
memiliki etos kerja, disiplin dan tetap menjunjung tinggi serta berakar pada
budaya bangsa.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan
tersebut, maka pendidikan yang paling sesuai untuk meningkatkan hal tersebut
adalah pendidikan yang berorentasi pada dunia industri dengan penekanan pada
pendekatan pembelajaran dan didukung oleh kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan industri. Dunia industri yang merupakan sasaran dari proses dan hasil
pembelajaran sekolah menengah kejuruan mempunyai karakter dan nuansa
tersendiri. Oleh karena itu lembaga pendidikan kejuruan dalam proses
pembelajaran harus bisa membuat pendekatan pembelajaraan yang tepat dan sesuai
dengan keinginan dunia industri. Salah satu model pendidikan yang cocok adalah
dengan menerapkan unit produksi dalam proses belajar di SMK.
Unit Produksi adalah suatu konsep
pembelajaran dalam suasana sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani
kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi
pembelajaran yang inovatif dan praktek produktif merupakan konsep metode
pendidikan yang berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam
pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan dunia industri. (Brosur IGI, 2007).
Program Unit Produksi (TEFA)
merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah ada yaitu Competency Based Training
(CBT) dan Production Based Training (PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu
proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan
berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan
produk yang sesuai dengan tuntutan pasar/ konsumen.
Dalam pengertian sederhana, unit
produksi adalah pembelajaran berorientasi bisnis dan produksi. Proses penerapan
program unit produksi adalah dengan memadukan konsep bisnis dan pendidikan
kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan, misalnya : pada
kompetensi multimedia melalui kegiatan produksi multimedia maka proses
perekaman, editing dan finishing dikerjakan oleh peserta didik.
Sebagai perwujudan
nyata/implementasi UU No. 20 tahun 2003 untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK
di Subang maka mulai tahun 2019 SMK PERTIWI SUKAMANDI akan menerapkan konsep
unit produksi dalam pembelajaran di sekolah. Untuk mendukung program ini, SMK
PERTIWI SUKAMANDI dalam menunjang keberhasilan Program Unit Produksi.
Program Unit Produksi merupakan
langkah positif yang ditawarkan pihak SMK PERTIWI SUKAMANDI kepada siswa dan
orang tua murid guna mengembangkan jiwa enterpreneur, dengan harapan tamatan
sekolah menengah kejuruan (SMK) mampu menjadi aset daerah dan bukan menjadi
beban daerah Subang.
Teaching factory merupakan suatu
konsep pembelajaran pada tingkat yang sesungguhnya, untuk itu ada beberapa
elemen penting dalam unit produksi yang perlu dikembangkan yaitu :
1. Standar
Kompetensi
Standar
kompetensi yang digunakan dalam pelaksanaan unit produksi adalah
kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia industri. Dengan pengajaran
yang berbasis kompetensi pada industri diharapkan siswa siap menghadapi
tuntutan kebutuhan dunia industri.
2. Peserta didik
Penggolongan
peserta didik / siswa dalam proses unit produksi adalah berdasarkan kualitas
akademis dan bakat/minat. Siswa dengan kualitas yang seimbang antara akademis
dan ketrampilan bakat/minat memperoleh prosentase yang besar untuk masuk dalam
program ini. Siswa yang kurang dalam dua hal tersebut direkomendasikan untuk
mengambil bagian yang termudah.
3. Media belajar
Media
pembelajaran yang digunakan dalam proses unit produksi menggunakan pekerjaan
produksi sebagai media untuk proses pembelajaran. Pekerjaan Produksi dapat
berupa industrial order atau standard products. Produk ini harus dipahami
terlebih dahulu oleh instruktur sebagai media untuk pengembangan kompetensi
melalui fungsi produk, dimensi, toleransi, dan waktu penyelesaian.
4. Perlengkapan dan Peralatan (ToolKit)
1. Pemeliharaan perlengkapan dan peralatan yang
maksimal;
2. Investasi untuk kegiatan unit
produksi;
3. Manfaatkan untuk memfasilitasi
pengembangan kompetensi siswa bersamaan dengan penyelesaian pekerjan
“Production” pada tingkat kualitas terbaik;
4. Pengawasan atas peralatan dan
perlengapan yang sudah tidak efektif untuk kecepatan dan ketelitian proses
produksi.
5. Penilaian
Prestasi Belajar
Dalam
penilaian prestasi belajar, unit produksi menilai siswa yang berkompeten
melalui “penyelesaian produk”. Standar penilaian yang digunakan harus mengacu
kepada standar pabrikan yang mengeluarkan komponen / peralatan.
6. Pengakuan
Kompetensi
Unit Produksi menilai kompetensi
siswa menggunakan National Competency assessment, dimana asesor bersertifikat melakukan
observasi pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas pekerjaan di bawah
badan standar kompetensi nasional. Guna mendukung program unit produksi maka
SMK PERTIWI SUKAMANDI telah menyiapkan berbagai unsur penunjang diantaranya :
Instruktur/guru yang akan
mendampingi kegiatan unit produksi adalah guru-guru SMK PERTIWI SUKAMANDI yang
telah berserifikat sebagai assesor sesuai dengan bidang keahliannya.
Berkenaan dengan unit produksi, SMK
PERTIWI SUKAMANDI bersedia bekerjasama dengan SMK-SMK baik negeri maupun swasta
di Subang yang berkeinginan mengembangkan unit produksi dalam proses
pembelajaran di SMK,